Definisi Dan SejarahTehnik Budidaya Tanaman
– Keperluan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang
tidak putus-putusnya. Kekurangan pangan seolah olah sudah menjadi
persoalan akrab dengan manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya
bercocok tanam merupakan kebudayaan manusia paling tua.
Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya tanaman
juga berkembang menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling
sederhana sampai sistem yang canggih. Berbagai teknologi budidaya
dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan.
Definisi Dan SejarahTehnik Budidaya Tanaman
Dalam pertanian, budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan
sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil
manfaat/hasil panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti
dari usaha tani.
Usaha budidaya tanaman mengandalkan pada penggunaan tanah atau media
lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen
bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji,
buah/bulir, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang
bernilai ekonomi. Kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan dengan media
tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam (bahasa Belanda: akkerbouw).
Termasuk dalam “tanaman” di sini adalah gulma laut serta sejumlah fungi
penghasil jamur pangan.
Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata
teknik, budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau
kepandaian membuat sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha yang
memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan
yang diusahakan manusia, yang biasanya telah melampaui proses
domestikasi.
Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta
produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.
Cakupan obyek budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura,
dan perkebunan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan
berdasarkan objek budidayanya:
:: Budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif.
:: Kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar.
Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu:
1. Selalu melibatkan barang dalam volume besar.
2. Proses produksinya memiliki risiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup
dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan
itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi.
Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika
telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha
pertanian dunia masih tetap demikian.
Tindak Budidaya Tanaman.
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman) merupakan salah satu kegiatan
yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk
kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian
pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan
di daerah “bulan sabit yang subur” di Timur Tengah, yang meliputi daerah
lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah
Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai
menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama
gandum, kurma dan polong-polongan pada daerah tersebut.
Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di
era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang
sangat cocok bagi mulainya pertanian. Budidaya tanaman telah dikenal
oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum),
perunggu dan megalitikum.
Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap
dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang
kesuburan dan ketersediaan pangan. Teknik budidaya tanaman lalu meluas
ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya
menjadi gurun) dan ke Timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara).
Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan
padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi.
Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling
tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun
SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan
hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda. Budidaya
sayur-sayuran dan buahbuahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat
Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah
mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.
Teknik budidaya tanaman pada zaman dahulu tidak dikelompokkan kedalam
teknik budidaya, karena pada saat itu belum melakukan tindak budidaya
tanaman, karena sifatnya masih mengumpulkan dan mencari bahan pangan.
Suatu kegiatan dimasukkan kedalam tindak budidaya dikatakan apabila telah melakukan 3 hal pokok yaitu;
1. Melakukan pengolahan tanah
2. Pemeliharaan untuk mencapai produksi maksimum
3. Tidak berpindah-pindah
Pada umumnya kegiatan budidaya tanaman terkait dengan tingkat
pengetahuan manusia pada masa itu. Relevansi dari peradaban tersebut
terwujud pada kesadaran untuk melaksanakan tindak budidaya. Tindak awal
dari dimulainya teknik budidaya dimulai dengan menetapnya seorang
peladang menempati suatu areal pertanaman tertentu.
Teknik budidaya yang sudah maju ditandai oleh adanya:
1. Lapang produksi
2. Pengelolaan yang berencana
3. Memiliki minat untuk mencapai produksi maksimum dengan menerapkan berbagai ilmu dan teknologi.
Tingkatan teknik budidaya tanaman berjenjang dari yang paling
sederhana sampai yang maju/canggih. Nilai kegiatan budidaya tersebut
tergantung pada tingkat ketiga dari teknik budidaya. Tingkatan tindak
budidaya tanaman dicerminkan juga oleh tingkatan pengelolaan lapang
produksi. Pengelolaan yang paling sederhana sampai pengelolaan yang
paling maju, yaitu teknik budidaya yang telah melakukan pengelolaan
terhadap unsur iklim, air, tanah dan udara.
Pada kelompok ini pelaku budidaya telah dapat mengestimasi produksi
maksimumnya dan panen yang tepat waktu. Sebagaimana diketahui ketepatan
saat panen sangat menentukan nilau jual suatu produk. Intensifikasi
dalam pengelolaan lapang produksi diikui juga oleh meningkatnya sarana
agronomi baik bahan atau jasa.